Rabu, 06 Januari 2016

Islam Memuliakan Wanita

Suatu ketika seorang muslimah di kota Amuria, terletak antara wilayah Irak dan Syam, berteriak mintatolong karena kehormatannya dinodai oleh seorang pembesar Romawi. Teriakan ini ternyata terdengar oleh Khalifah Mu'tashim, pemimpin umat islam saat itu. Kontan saja ia mengerahkan tentaranya untuk membalas pelecehan itu. Bukan saja sang pejabat, tapi kerajaan Romawi langsung digempur. Sedemikian besarnya tentara kaum muslimin hingga diriwayatkan 'kepala' pasukan berada di Amuriah sedangkan 'ekornya' berakhir di Baghdad, bahkan masih banyak tentara yang ingin berperang. Untuk membayar penghinaan tersebut 30.000 tentara musuh tewas dan 30.000 lainnya menjadi pesakitan Itu wujud perhatian pemimpin kepada pemimpin. 
Dalam Islam, kehormatan manusia baik laki-laki maupun wanita, dijunjung demikian tinggi. Haram hukumnya melanggar kehormatan orang lain. Jangankan disentuh, memandangnya dengan syahwat pun sudah dosa.
Namun, amat disayangkan bahwa wanita-wanita sekarang ini cenderung membiarkan dirinya hanyut dalam gelombang emansipasi yang amburadul. Hampir semua bagian ingin direngkuhi demi persaingan harga diri dengan laki-laki.
Tak peduli meski akhirnya harus mengorbankan harga diri. Berani tampil bugil di depan kamera hanya untuk mengejar predikat seksi, berani tampil beradegan panas di sebuah film dan dengan mudahnya mengatakan : "Ini kan tuntutan peran, jadi saya harus profesional dong!"
Tapi ironisnya, di saat kaum wanita negeri ini menggembar-gemborkan emansipasi di segala bidang, ternyata orang-orang di Barat sudah meninggalkannya sedikit demi sedikit. Malah adayang mengkritik para wanita di negerinya yang rela bekerja hingga tak perduli akan kehormatan dirinya.
Paling tidak, Anna Reud yang menulis dalam sebuah bukunya Eastern Mail, menyebutkan bahwa : "Kita harus iri kepada bangsa-bangsa Arab yang telah mendudukan wanita pada tempatnya yang aman. Dimana hal itu jauh berbeda dengan keadaan di negeri ini (Inggris) yang membiarkan para gadisnya bekerja bersama laki-laki di kilang-kilang minyak yang bisa menghancurkan kehormatannya."
Nah, dalam urusan wanita ini, lebih jauh Rasulullah telah mengajarkan kepada kita melalui sabdanya : "Sebaik-baiknya kalian adalah yang selalu berbuat baik terhadap istri-istri kalian." (HR. Turmidzi). Kemudian sabdanya yang lain adalah : "Takutlah kepada Allah dan hormatilah kaum wanita." (HR. Muslim).
Kata orang, sejarah yang buruk itu memang getir, tetapi banyak orang juga tak bisa belajar dari kegetiran sejarah. Apa maksudnya? Sebagai contoh, kaum wanita sekarang kini tengah dilanda kegetiran hidup, di semua sektor ternyata membuat dirinya tak aman. Semuanya menyisakan masalah bagi wanita dan menempatkannya sebagai korban.
Agar tak terus jadi korban lingkungan yang tak ramah ini, maka sudah saatnya para wanita sadar akan 'sejarahnya' sekarang ini yang sudah tak menentu. Tidak hanya sadar, tapi juga harus berusaha untuk lepas dari kegetiran hidup itu. Kalau mau bijaksana, tentu harus bercermin kepada Islam.
Kenapa Islam? Karena hanya Islamlah yang telah menempatkan para wanita pada posisi yang seharusnya dan sewajarnya. Islam akan melindungi kehormatan wanita, dan akan memberikan rasa aman. 
Hanya saja hal ini kembali kepada kaum wanita, apakah mereka ingin menjadi baik atau tetap menjadi korban. Yang jelas, Islam telah memberikan segalanya bagi wanita. Dan itu hanya bisa dicapai ketika Islam direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.


Sumber : Buku Hijab Lover Stories karya Denindya Damayanti


Tidak ada komentar:

Posting Komentar