Proses Melahirkan
Persalinan
merupakan istilah yag tepat dalam proses melahirkan. Poses melahirkan merupakan
kerja keas antara si ibu dan si bayi. Yang dimaksud persalinan adalah
serangkaian proses rahim, leher rahim , dan perubahan lain yang biasa disebut
sebagai masa melahirkan (nifas). Gejala melahirkan biasanya dimulai sekitar 2
minggu sebelum masa kelahiran, pada saat kadar estrogen mulai meningkat, maka
rahim mulai berkontraksi dan leher rahim mulai menjadi lebih fleksibel.
Kontraksi
rahim biasanya dimulai pada saat sekitar 266 hari setelah masa pembuahan.
Biasanya seorang perempuan akan merasakan kontraksi palsu (dikenal sebagai
kontraksi Braxton-Hicks) yang terjadi selama bulan-bulan terakhir pada masa
kehamilan atau kadang terjadi pada fase awal trisemester kedua. Pada saat itu,
terjadi kontraksi pada otot-otot rahim yang mengang selama 2 menit. Kontraksi
persalian yang sesungguhnya terjadi lebih sering, memiliki irama, dan
menyakitkan, dan terus mengalami peningkatan frekuensi dan intensitasnya.
Tahapan
Melahirkan
Proses
persalinan berlangsung selama 3 tahap, tahap pertama yang merupakan tahap
terpanjang berlagsung sekitar 12 hingga 14 jam bagi seorang perempuan untuk
melahirkan anak pertamanya, tetapi pada ssaat anak berikutnya cenderung lebih
singkat. Selama pada tahap ini, kontraksi yang terjadi pada rahim menjadi
teratur dan semakin sering sehingga menyebabkan leher rahim membesar atau
melebar, dalam persiapan untuk melahirkan. Pada tahap kedua biasanya
berlangsung hingga satu sampai dua jam, kontraksi semakin menjadi lebih kuat
dan lebih sering secara bersamaan. Tahap ini dimulai ketika kepala sang bayi
mulai bergera keuar melalui leher rahim menuju ke saluran vagina, dan berakhir
ketika sang bayi muncul sepenuhnya dari tubuh si ibu. Pada akhir tahap ini,
bayi lahir tetapi masih melekat pada plaseta dalam tubuh ibu dengan tali pusar
yang harus di potong dan dijepit. Selama tahap ketiga yang berlangsung sekitar
10 hingga 60 menit, plasenta dan tali pusar dipisahkan dari si ibu.
Pemantauan
Janin Secara Elektronik
Metode
melahirkan normal yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu persalinan/melahirkan
melalui vagina. Sebagai alternatifnya, proses melahirkan dengan sesar dapat
digunakan dengan megelurakan bayi dari rahim melaui sayatan pada perut sang
ibu. Operasi sesar biasanya dilakukan ketika proses persalinan terlalu lama,
ketika janin mengalami kesulitan, atau ketika sang ibu mengalami pendarahan
pada vaginanya. Seringnya pelaksanaan bedah sesar diperlukan ketika sang bayi
dalam posisi terbalik (sungsang) atau pada posisi melitag pada rahim ata juga
kepala sang bayi terlalu besar untuk melewati panggul sang ibu.
Menurut
Ecker & Frigoletto (2007), proses melahirkan secara sesar membawa risiko
komplikasi yang serius bagi sang ibu, seperti pendarahan, infeksi, kerusakan
pada organ panggul (pelvis), dan nyeri akibat pascaoperasi, sera akan
meningkatkan risiko permasalahan pada kehamilan selanjutnya. Proses sesar juga
mengambil manfaat penting dari sang bayi dari yang proses melahirkan biasanya
seperti : hormon pada paru-paru saat kelebihan cairan, pergerakkan energi untuk
memelihara sel-sel, dan mengirim darah ke jantung dan otak. Namun, apabila
melakukan proses sesar sebelum umur kandungan mencapai 39 minggu, pertumbuhan
bayi akan mengalami gangguan seperti paru-paru janin belum sepenuhnya matang,
akan meningkatkan risiko bahwa bayi akan memiliki masalah pernapasan, infeksi,
atau gula darah menjadi rendah dan memerlukan perawatan yang intensif hingga
mencapai kematangan.
Persalinan
Medis VS Persalinan Nonmedis
Selama
pada abad ke 20 beberapa metode alternatif persalinan alami atau persalinan
yang disiapkan, dikembangkan. Metode ini mencoba untuk mengurangi atau
menghilangkan penggunaan obat yang dapat menimbulkan risiko bagi bayi dan
memungkinkan bagi kedua orang tua untuk berpartisipasi sepenuhnya secara alami,
serta menambah pengalaman bagi keduanya. Pada tahun 1941, Dr. Grantly Dick,
seorang ginekolog asal Inggris, menyatakan bahwa nyeri yang terjadi saat
melahirkan yaitu sebagian besar disebabkan oleh rasa takut yang tidak dikenal
yang disebabkan oleh ketegangan otot. Metode Dr. Grantly yaitu “melahirkan
tanpa rasa takut”, yaitu mendidik para ibu hamil tentang fisiologi reproduksi
dan melatih mereka terhadap kebugaran fisik dan pernapasan serta relaksasi
selama kehamila dan melahirkan.
Metode
Lamaze, yang diperkenalkan oleh dokter kandungan Fernand Lamaze di akhir
1950-an, mengajarkan ibu hamil untuk bekerja secara aktif dengan tubuhnya
melalui pengendalian pernapasan. Metode LeBoyer yang diperkenalkanpada tahu
1970, seorang perempuan melahirkan di ruangan yang sepi dan dengan lampu yang
tidak terlalu terang untuk mengurangi stres, dan bayi yang baru lahir diberikan
pijatan untuk memudahkan si bayi menangis. Dengan metode lain yang dikembangkan
oleh seorang Prancis bernama Dr. Michael Odent adalah proses melahirkan di
kolam air. Terdapat metode lain yang menggunakan visualisasi penjiwaan,
memijat, dorongan yang lembut, dan pernapasan yang dalam. Metode Bradley
merupakan metode yang paling ekstrem untuk digunakan, yaitu dengan menolak
semua prosedur kehamilan dan intervensi medis lainnya.
Saat
ini, peningkatan dalam pemberian obat/medis telah banyak membantu para ibu
untuk menghilangkan rasa sakit, terkadang disertai dengan metode yang alami.
Seorang perempuan diberikan suntik lokal pada bagian vagina, yang disebut juga
blok pedunal, dan biasanya dilakukan pada saat persalinan di tahap kedua atau
jika menggunakan pinset. Bisa juga menggunakan analgesik (penghilang rasa
sakit), yang dapat mengurangi rasa nyeri yang menekan aktivitas sistem saraf
pusat. Sekitar 60% perempuan dalam proses persalinan memiliki daerah untuk
penyuntikkannya. Anastesi lokal, yang disuntikkan ke tulang sumsum belakang
antara tulang belakang (spinal) pada bagian pinggang, pada blok jalur sarafnya
akan membawa rasa sakit ke otak. Pemberian suntikkan di daerah epidural yang
diberikan sejak dini dapat mempersingkat persalinan tanpa risiko apabila
diperlukan adanya persalinan sesar.
Dengan
dilakukannya salah satu bentuk suntik lokal (anastesi), seorang perempuan dapat
melihat dan mengikuti kegiatan proses persalinan sehingga dapat membantu
bertahan pada saat setelah melahirkan bayi. Bagaimanapun juga semua obat ini
tetap melewati bagian plasenta dan hingga masuk ke jaringan si janin, sehingga
dapat menimbulkan kondisi yang berbahaya bagi sang bayi. Dalam prosesnya,
seorang ibu dan dokter sudah mediskusikan hal ini dalam berbagai pilihan sejak
awal kehamilan, tetapi dapat berubah pilihannya pada saat persalinan pada saat
persalinan sedang berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar