Rabu, 20 Juli 2016

Proses Melahirkan

Proses Melahirkan
Persalinan merupakan istilah yag tepat dalam proses melahirkan. Poses melahirkan merupakan kerja keas antara si ibu dan si bayi. Yang dimaksud persalinan adalah serangkaian proses rahim, leher rahim , dan perubahan lain yang biasa disebut sebagai masa melahirkan (nifas). Gejala melahirkan biasanya dimulai sekitar 2 minggu sebelum masa kelahiran, pada saat kadar estrogen mulai meningkat, maka rahim mulai berkontraksi dan leher rahim mulai menjadi lebih fleksibel.
Kontraksi rahim biasanya dimulai pada saat sekitar 266 hari setelah masa pembuahan. Biasanya seorang perempuan akan merasakan kontraksi palsu (dikenal sebagai kontraksi Braxton-Hicks) yang terjadi selama bulan-bulan terakhir pada masa kehamilan atau kadang terjadi pada fase awal trisemester kedua. Pada saat itu, terjadi kontraksi pada otot-otot rahim yang mengang selama 2 menit. Kontraksi persalian yang sesungguhnya terjadi lebih sering, memiliki irama, dan menyakitkan, dan terus mengalami peningkatan frekuensi dan intensitasnya.
Tahapan Melahirkan
Proses persalinan berlangsung selama 3 tahap, tahap pertama yang merupakan tahap terpanjang berlagsung sekitar 12 hingga 14 jam bagi seorang perempuan untuk melahirkan anak pertamanya, tetapi pada ssaat anak berikutnya cenderung lebih singkat. Selama pada tahap ini, kontraksi yang terjadi pada rahim menjadi teratur dan semakin sering sehingga menyebabkan leher rahim membesar atau melebar, dalam persiapan untuk melahirkan. Pada tahap kedua biasanya berlangsung hingga satu sampai dua jam, kontraksi semakin menjadi lebih kuat dan lebih sering secara bersamaan. Tahap ini dimulai ketika kepala sang bayi mulai bergera keuar melalui leher rahim menuju ke saluran vagina, dan berakhir ketika sang bayi muncul sepenuhnya dari tubuh si ibu. Pada akhir tahap ini, bayi lahir tetapi masih melekat pada plaseta dalam tubuh ibu dengan tali pusar yang harus di potong dan dijepit. Selama tahap ketiga yang berlangsung sekitar 10 hingga 60 menit, plasenta dan tali pusar dipisahkan dari si ibu.
Pemantauan Janin Secara Elektronik
Metode melahirkan normal yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu persalinan/melahirkan melalui vagina. Sebagai alternatifnya, proses melahirkan dengan sesar dapat digunakan dengan megelurakan bayi dari rahim melaui sayatan pada perut sang ibu. Operasi sesar biasanya dilakukan ketika proses persalinan terlalu lama, ketika janin mengalami kesulitan, atau ketika sang ibu mengalami pendarahan pada vaginanya. Seringnya pelaksanaan bedah sesar diperlukan ketika sang bayi dalam posisi terbalik (sungsang) atau pada posisi melitag pada rahim ata juga kepala sang bayi terlalu besar untuk melewati panggul sang ibu. 
Menurut Ecker & Frigoletto (2007), proses melahirkan secara sesar membawa risiko komplikasi yang serius bagi sang ibu, seperti pendarahan, infeksi, kerusakan pada organ panggul (pelvis), dan nyeri akibat pascaoperasi, sera akan meningkatkan risiko permasalahan pada kehamilan selanjutnya. Proses sesar juga mengambil manfaat penting dari sang bayi dari yang proses melahirkan biasanya seperti : hormon pada paru-paru saat kelebihan cairan, pergerakkan energi untuk memelihara sel-sel, dan mengirim darah ke jantung dan otak. Namun, apabila melakukan proses sesar sebelum umur kandungan mencapai 39 minggu, pertumbuhan bayi akan mengalami gangguan seperti paru-paru janin belum sepenuhnya matang, akan meningkatkan risiko bahwa bayi akan memiliki masalah pernapasan, infeksi, atau gula darah menjadi rendah dan memerlukan perawatan yang intensif hingga mencapai kematangan.
Persalinan Medis VS Persalinan Nonmedis
Selama pada abad ke 20 beberapa metode alternatif persalinan alami atau persalinan yang disiapkan, dikembangkan. Metode ini mencoba untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan obat yang dapat menimbulkan risiko bagi bayi dan memungkinkan bagi kedua orang tua untuk berpartisipasi sepenuhnya secara alami, serta menambah pengalaman bagi keduanya. Pada tahun 1941, Dr. Grantly Dick, seorang ginekolog asal Inggris, menyatakan bahwa nyeri yang terjadi saat melahirkan yaitu sebagian besar disebabkan oleh rasa takut yang tidak dikenal yang disebabkan oleh ketegangan otot. Metode Dr. Grantly yaitu “melahirkan tanpa rasa takut”, yaitu mendidik para ibu hamil tentang fisiologi reproduksi dan melatih mereka terhadap kebugaran fisik dan pernapasan serta relaksasi selama kehamila dan melahirkan.
Metode Lamaze, yang diperkenalkan oleh dokter kandungan Fernand Lamaze di akhir 1950-an, mengajarkan ibu hamil untuk bekerja secara aktif dengan tubuhnya melalui pengendalian pernapasan. Metode LeBoyer yang diperkenalkanpada tahu 1970, seorang perempuan melahirkan di ruangan yang sepi dan dengan lampu yang tidak terlalu terang untuk mengurangi stres, dan bayi yang baru lahir diberikan pijatan untuk memudahkan si bayi menangis. Dengan metode lain yang dikembangkan oleh seorang Prancis bernama Dr. Michael Odent adalah proses melahirkan di kolam air. Terdapat metode lain yang menggunakan visualisasi penjiwaan, memijat, dorongan yang lembut, dan pernapasan yang dalam. Metode Bradley merupakan metode yang paling ekstrem untuk digunakan, yaitu dengan menolak semua prosedur kehamilan dan intervensi medis lainnya.
Saat ini, peningkatan dalam pemberian obat/medis telah banyak membantu para ibu untuk menghilangkan rasa sakit, terkadang disertai dengan metode yang alami. Seorang perempuan diberikan suntik lokal pada bagian vagina, yang disebut juga blok pedunal, dan biasanya dilakukan pada saat persalinan di tahap kedua atau jika menggunakan pinset. Bisa juga menggunakan analgesik (penghilang rasa sakit), yang dapat mengurangi rasa nyeri yang menekan aktivitas sistem saraf pusat. Sekitar 60% perempuan dalam proses persalinan memiliki daerah untuk penyuntikkannya. Anastesi lokal, yang disuntikkan ke tulang sumsum belakang antara tulang belakang (spinal) pada bagian pinggang, pada blok jalur sarafnya akan membawa rasa sakit ke otak. Pemberian suntikkan di daerah epidural yang diberikan sejak dini dapat mempersingkat persalinan tanpa risiko apabila diperlukan adanya persalinan sesar.

Dengan dilakukannya salah satu bentuk suntik lokal (anastesi), seorang perempuan dapat melihat dan mengikuti kegiatan proses persalinan sehingga dapat membantu bertahan pada saat setelah melahirkan bayi. Bagaimanapun juga semua obat ini tetap melewati bagian plasenta dan hingga masuk ke jaringan si janin, sehingga dapat menimbulkan kondisi yang berbahaya bagi sang bayi. Dalam prosesnya, seorang ibu dan dokter sudah mediskusikan hal ini dalam berbagai pilihan sejak awal kehamilan, tetapi dapat berubah pilihannya pada saat persalinan pada saat persalinan sedang berlangsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar