Senin, 11 Juli 2016

Psikologi Pendidikan; Metode-Metode dan Sistem Pendidikan dikotomi Desa-Kota

11. Metode dalam psikologi
a                        a. Metode Introspeksi
                            Merupakan metode penelitian dengan cara melakukan pengamatan ke                            dalam diri sendiri/self observation yaitu dengan melihat keadaan mental                pada waktu tertentu. Metode ini mempelajari tentang pengalaman-                                          pengalaman secara individu. Di sini individu mengamati proses mental,                       menganalisis, dan kemudian melaporkan perasaan yang ada dalam dirinya.
Contoh : Jadi ia melihat kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang terjadi dalam dirinya sendiri, sebab apa yang diselidiki itu adalah apa yang telah terjadi, bukan apa yang sedang terjadi di dalam dirinya sendiri. Orang tidak akan dapat melihat ke dalam dirinya sendiri sewaktu orang masih dalam keadaan marah, tetapi orang akan dapat melihat ke dalam dirinya setelah peristiwa kemarahan itu selesai.                                                    b.     Metode Observasi
Observasi dapat diartikan sebagai kegiatan melihat sesuatu diluar diri sehingga yang diperoleh melalui observasi merupakan data Overt Behavior (perilaku yang tampak). Dengan menyelidiki keadaan overt behavior tersebut, secara tidak langsung memberikan petunjuk tentang kondisi mental seseorang.
Contoh : si A yang selalu datang terlambat ke sekolah, lama kelamaan dia sering tidak masuk sekolah dan menyebabkan peringkatya dikelas menjasi turun. Lalu yang melihat keadaan ini melakuka pedekatan dengan si A secara observasi.

     c.      Metode Klinis
Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang. Penyesuaian yang salah dapat berbentuk perilaku anti sosial, gangguan emosional, gangguan belajar, dan keterbelakangan dalam pelajaran di sekolah dapat di deteksi dengan melalui metode ini. Tujuannya mempelajari kasus-kasus baik invidual maupun kelompok, didalam usaha untuk mendeteksi dan mendiagnosis masalah-masalah khusus yang dihadapi pelajar, serta memberikan langkah-langkah tetap untuknya/pengobatannya agar subjek dapat kembali sehat penyesuaiannya.
Terdapat dua jenis metode klinis,yaitu :
1.     Studi Kasus Klinis : meyelesaikan masalah disamping kesukaran, belajar, gangguan emosional, juga untuk masalah kenakalan remaja. Data yang diperoleh melalui studi kasus klinis, kemudian di analisis dan diinterpretasikan untuk menemukan sebab-sebab yang menimbulkan masalah tersebut.
2.     Studi Kasus Perkembangan : digunakan untuk mengetahui bagaimana jalannya perkembangan dari satu aspek ke aspek tertentu. Contohnya bagaimana perkembangan emosi anak umur 6-9 tahun sehingga kita dapat menentukan metode pengajaran matematika yang tidak terlalu banyak menimbulkan kecemasan.
-         Cara Longitudinal, penelitian dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu pada subjek yang sama.
-         Cara Cross-Sectional, penelitian dilakukan dengan cara memakai sampel-sampel yang mewakili usia anak yang ingin diteliti.
Contoh : perbandinga emosi anak usia 6, 15, 25 tahun itu berbeda satu salam lain.

d.     Metode Diferensial
Digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang terdapat diantara anak didik. Umumnya menggunakan berbagai macam teknik pengukuran/measurement (contoh : tes, angket, dan sebagainya) serta menggunakan statistik dalam analisisnya.
Contoh : minat atau skill para pelajar.




e.      Metode Ilmiah
Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perilaku yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode ini adalah suatu prosedur yang sistematik dalam memecahkan masalah dan merupaka suatu pedekatan objektifyang terbuka untuk di kritik, di konfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh hasil penelitian yang lebih kemudian. Yang didasari atas 4 asumsi dasar yaitu :
1.     Empirisme : pengujian terhadap pernyataan-pernyataan, hasil-hasil, pemikiran, hasil diskusi atau seminar, dan isu-isu yang ada dalam masyarakat.
2.     Determinisme : peristiwa yang terjadi dapat diterangkan melalui rangkaian hubunga sebab akibat. Perilaku manusia mengikuti hukum tersebut dan dapat dihubungkan dengan faktor-faktor kausal/penyebab.
3.     Asumsi/Persimony : peneliti jangan cepat puas setelah mendapatkan hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa, tetapi jauh lebih lagi berusaha mendapatkan kejelasan yang logis bagaimana hubungan sebab akibat tersebut dapat terjadi.
4.     Pestabilitas : bahwa hasil suatu penelitian harus dapat/sanggup untuk diuji kembali.

f.       Metode Eksperimen
Dapat melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor atau variabel-variabel yang diperkirakan dapat mencemari/mengotori hasil penelitian.
Contoh : mencari pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda. Dalam hal ini variasi panas dan muai panjang dapat diukur secara teliti dan penelitian dilakukan di laboratorium, sehingga pengaruh-pengaruh variabel lain dari luar dapat dikontrol.


22.     Dikotomi : pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan.
Kita semua dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses yang sangat berbeda bahkan berlawanan. Jadi pendapat saya perbedaan antara desa dan kota terjadi karena proses alami yang seharusnya dapat dimanfaatkan supaya keduanya saling membangun dan terjadi suatu interaksi yang simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) sehingga tidak membuat desa dan kota menjadi saling bertolak belakang, saling menjatuhkan, dan merugikan salah satu atau kedua belah pihak. Saling meyadarkan akan pentingnya pendidikan bagi setiap manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar