11. Metode dalam psikologi
a a. Metode
Introspeksi
Merupakan metode penelitian dengan cara
melakukan pengamatan ke dalam diri sendiri/self observation yaitu dengan
melihat keadaan mental pada waktu tertentu. Metode ini mempelajari tentang
pengalaman- pengalaman secara individu. Di sini individu mengamati proses
mental, menganalisis, dan kemudian melaporkan perasaan yang ada dalam dirinya.
Contoh : Jadi ia melihat kembali
peristiwa-peristiwa kejiwaan yang terjadi dalam dirinya sendiri, sebab apa yang
diselidiki itu adalah apa yang telah terjadi, bukan apa yang sedang terjadi di
dalam dirinya sendiri. Orang tidak akan dapat melihat ke dalam dirinya sendiri
sewaktu orang masih dalam keadaan marah, tetapi orang akan dapat melihat ke
dalam dirinya setelah peristiwa kemarahan itu selesai. b. Metode
Observasi
Observasi dapat diartikan sebagai
kegiatan melihat sesuatu diluar diri sehingga yang diperoleh melalui observasi
merupakan data Overt Behavior (perilaku yang tampak). Dengan menyelidiki
keadaan overt behavior tersebut, secara tidak langsung memberikan petunjuk tentang
kondisi mental seseorang.
Contoh : si A yang selalu datang
terlambat ke sekolah, lama kelamaan dia sering tidak masuk sekolah dan
menyebabkan peringkatya dikelas menjasi turun. Lalu yang melihat keadaan ini
melakuka pedekatan dengan si A secara observasi.
c. Metode
Klinis
Digunakan untuk mengumpulkan data secara
lebih rinci mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.
Penyesuaian yang salah dapat berbentuk perilaku anti sosial, gangguan
emosional, gangguan belajar, dan keterbelakangan dalam pelajaran di sekolah
dapat di deteksi dengan melalui metode ini. Tujuannya mempelajari kasus-kasus
baik invidual maupun kelompok, didalam usaha untuk mendeteksi dan mendiagnosis
masalah-masalah khusus yang dihadapi pelajar, serta memberikan langkah-langkah
tetap untuknya/pengobatannya agar subjek dapat kembali sehat penyesuaiannya.
Terdapat dua jenis metode klinis,yaitu :
1. Studi
Kasus Klinis : meyelesaikan masalah disamping kesukaran, belajar, gangguan
emosional, juga untuk masalah kenakalan remaja. Data yang diperoleh melalui
studi kasus klinis, kemudian di analisis dan diinterpretasikan untuk menemukan
sebab-sebab yang menimbulkan masalah tersebut.
2. Studi
Kasus Perkembangan : digunakan untuk mengetahui bagaimana jalannya perkembangan
dari satu aspek ke aspek tertentu. Contohnya bagaimana perkembangan emosi anak
umur 6-9 tahun sehingga kita dapat menentukan metode pengajaran matematika yang
tidak terlalu banyak menimbulkan kecemasan.
-
Cara Longitudinal, penelitian dilakukan
secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu pada subjek yang sama.
-
Cara Cross-Sectional, penelitian
dilakukan dengan cara memakai sampel-sampel yang mewakili usia anak yang ingin
diteliti.
Contoh : perbandinga emosi anak usia 6,
15, 25 tahun itu berbeda satu salam lain.
d. Metode
Diferensial
Digunakan untuk meneliti
perbedaan-perbedaan individual yang terdapat diantara anak didik. Umumnya
menggunakan berbagai macam teknik pengukuran/measurement (contoh : tes, angket,
dan sebagainya) serta menggunakan statistik dalam analisisnya.
Contoh : minat atau skill para pelajar.
e. Metode
Ilmiah
Digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan perilaku yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Metode ini adalah suatu prosedur yang sistematik dalam memecahkan
masalah dan merupaka suatu pedekatan objektifyang terbuka untuk di kritik, di
konfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh hasil
penelitian yang lebih kemudian. Yang didasari atas 4 asumsi dasar yaitu :
1. Empirisme
: pengujian terhadap pernyataan-pernyataan, hasil-hasil, pemikiran, hasil
diskusi atau seminar, dan isu-isu yang ada dalam masyarakat.
2. Determinisme
: peristiwa yang terjadi dapat diterangkan melalui rangkaian hubunga sebab
akibat. Perilaku manusia mengikuti hukum tersebut dan dapat dihubungkan dengan
faktor-faktor kausal/penyebab.
3. Asumsi/Persimony
: peneliti jangan cepat puas setelah mendapatkan hubungan sebab akibat dari
suatu peristiwa, tetapi jauh lebih lagi berusaha mendapatkan kejelasan yang
logis bagaimana hubungan sebab akibat tersebut dapat terjadi.
4. Pestabilitas
: bahwa hasil suatu penelitian harus dapat/sanggup untuk diuji kembali.
f. Metode
Eksperimen
Dapat melakukan pengontrolan secara
ketat terhadap faktor-faktor atau variabel-variabel yang diperkirakan dapat
mencemari/mengotori hasil penelitian.
Contoh : mencari pengaruh panas terhadap
muai panjang suatu benda. Dalam hal ini variasi panas dan muai panjang dapat
diukur secara teliti dan penelitian dilakukan di laboratorium, sehingga
pengaruh-pengaruh variabel lain dari luar dapat dikontrol.
22.
Dikotomi : pembagian atas dua kelompok
yang saling bertentangan.
Kita
semua dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang
masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang
mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses yang sangat berbeda
bahkan berlawanan. Jadi pendapat saya perbedaan antara desa dan kota terjadi
karena proses alami yang seharusnya dapat dimanfaatkan supaya keduanya saling
membangun dan terjadi suatu interaksi yang simbiosis mutualisme (saling
menguntungkan) sehingga tidak membuat desa dan kota menjadi saling bertolak
belakang, saling menjatuhkan, dan merugikan salah satu atau kedua belah pihak.
Saling meyadarkan akan pentingnya pendidikan bagi setiap manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar